Kenyataan untuk bisa menjadi orang tua yang baik, bijaksana dan teladan bagi anaknya memang
tak selalu menjadi hal yang mudah karena jika salah atau tergelincir
sedikit saja, bukan efek positif yang didapat akan tetapi justru bisa
sebaliknya.
Orang tua merupakan sosok yang semestinya menjadi panutan dan dihormati bagi anaknya, bukan menjadi sosok menakutkan dan harus ditakuti. Hal ini tentu memerlukan kesadaran dalam berpikir dengan proses yang tidak sebentar.
Orang tua merupakan sosok yang semestinya menjadi panutan dan dihormati bagi anaknya, bukan menjadi sosok menakutkan dan harus ditakuti. Hal ini tentu memerlukan kesadaran dalam berpikir dengan proses yang tidak sebentar.
Hakikinya, setiap orang tua adalah merupakan manusia biasa juga yang tak
selamanya selalu benar dalam ucapan maupun tindakan. Hal inilah yang
semestinya disadari oleh oleh kedua pihak, orang tua dan anak. Keinginan
yang tak selalu sejalan dengan kemauan sang anak, kerap menjadi salah
satu pemicu timbulnya konflik antara orang tua dan anak. Lantas
bagaimana caranya untuk menjadi sosok orang tua yang baik, bijaksana dan
teladan bagi anaknya?. Berikut adalah beberapa petikannya.
Tips dan cara menjadi sosok orang tua yang baik, bijaksana dan teladan
1. Tahu kapan waktunya untuk serius dan bercanda
Sosok orang tua yang bijak tentu harus tahu kapan waktunya untuk serius
dan bercanda. Untuk mengkombinasikan keduanya juga bukan hal yang mudah.
Saat menyangkut hal yang bersifat prinsipil dan penting dalam kehidupan
sang anak, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk menjadi
penasehat yang baik dengan pemikiran yang matang, bukan sebagai penentu
sebuah keputusan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Economic
and Social Research Councils tahun 2011, sosok orang tua yang gemar
bercanda dengan anaknya justru bisa memicu pola pikir anak untuk menjadi
lebih kreatif dan kritis.
2. Berpikir positif
Orang tua dituntut untuk selalu berpikir positif dan menyikapi segala
hal yang menyangkut kehidupan sang anak dengan bijak. Tuntun dan
berikanlah anak ruang untuk berpikir dan mengambil keputusan yang baik
dan benar, terutama dalam hal pendidikan dan kehidupan sosialnya. Orang
tua yang baik tentu tak akan berlaku kasar dan egosentris kepada anaknya
karena sadar jika perilaku demikian justru akan berakibat buruk bagi
psikologis sang anak. Perilaku dan segala tindak tanduk orang tua akan
terekam selamanya dalam memori sang anak dan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan mental sang anak. Sebagaimana tercermin dalam sebuah
peribahasa, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya".
3. Cerminkan kasih sayang yang tulus
Kasih sayang yang tulus adalah "modal" utama bagi sang anak untuk
menjadi kuat, tabah dan tak merasa sendiri dalam menjalani hidup. Sikap
yang mencerminkan kasih sayang dari orang tua akan membentuk emosi yang
positif akan membantu anak untuk tetap ulet menghadapi semua tantangan
dalam hidup dan di masa-masa sulit mereka.
4. Relakan mereka untuk pergi
Saat sang anak beranjak dewasa, sosok orang tua tetap tak akan
terkurangi bagi anaknya. Meskipun demikian, biarkanlah sang anak
mengambil keputusan bagi hidup mereka sendiri. Berikanlah anak ruang
bagi sang anak berpikir untuk dirinya sendiri. Misalnya saat sang anak
diterima disebuah perguruan tinggi di luar kota.
Adalah hal yang wajar setiap orang tua tentu akan merasakan kecemasan
saat harus melepas anaknya, padahal justru hal ini belum tentu hal yang
buruk karena sang anak akan mendapatkan pengalaman baru yang kelak akan
berguna bagi sang anak berkeluarga dan dituntut untuk mandiri. Tetap
menjadi bijak dalam menyikapi hal ini dan menyadari bahwa tak selamanya
orang tua dapat mengawasi anaknya 24 jam sehari.
Seorang pujangga pernah menulis sepenggal nasehat bijak bagi orang tua sebagai berikut,
Lewat kau mereka lahir, namun bukan dari engkau.Meski mereka bersamamu, mereka bukan hakmu.Berikanlah kasih sayangmu, tapi jangan paksakan kehendakmu.Karena mereka punya alam pikiran sendiri.Sepatutnya kau berikan tempat bagi raganya, tetapi tidak untuk jiwanya.
5. Posisi ibu yang mampu memberikan kehangatan dalam keluarga
Posisi ibu merupakan posisi yang paling krusial dalam rumah tangga dan
pembangunan mental serta psikologi sang anak. Hal ini sangat logis
mengingat ibu merupakan sosok yang paling sering bersama dan merawat
anak dirumah. Ibu yang baik mampu berkomunikasi dengan anak dengan penuh
kasih sayang, harmonis dan menjadi "jembatan" penghubung yang baik
antara sang anak dan sang ayah. Merasa disayangi, dimengerti, dijaga dan
dikasihi merupakan faktor penting bagi sang anak untuk berkembang
menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua.
6. Menahan emosi dan tahu bagaimana melontarkan argumentasi
Sebuah keluarga tentu tak selamanya harmonis. Saat timbul sebuah
konflik, orang tua dituntut untuk dapat menjaga emosi dan tahu bagaimana
caranya melontarkan argumentasi. Meskipun marah, namun tetaplah dalam
porsi orang tua yang mana harus bijaksana dalam mengungkapkan
argumentasi kepada sang anak. Hindari argumen yang bersifat negatif dan
mengintimidasi jiwa dan mental sang anak.
7. Tak ada yang sempurna
Janganlah menuntut akan kesempurnaan karena hakikatnya tak ada yang
sempurna di dunia ini. Hal ini berlaku untuk semua hal termasuk diri
Anda ataupun sang anak. Janganlah menyiksa diri sendiri dengan target,
pencapaian dan ekspektasi yang terlalu besar. "Tak ada gading yang tak
retak", tetap sadari akan hal tersebut dan memaklumi jika setiap orang
memiliki kelemahan, begitu juga dengan diri Anda.
8. Kenali pribadi anak
Mungkin banyak dari orang tua yang seakan-akan tahu benar bagaimana cara
mencukupi semua kebutuhan sang anak dan membesarkannya. Namun pada
kenyataannya tak semua orang tua dapat dengan mudah mengenali
kepribadian sang anak. Setiap orang tentu memiliki kepribadian yang
berbeda-beda, oleh karenanya pahami dan selamilah
karakter masing-masing anak sehingga Anda tahu kapan dan
bagaimana caranya melakukan pendekatan dan bersikap kepada anak.
9. Meminta maaf
Menua kemudian kelak menjadi orang tua adalah hal yang hampir pasti
dijalani oleh setiap orang, begitu pun halnya dengan anak-anak Anda.
Belajarlah dari pengalaman saat Anda pernah menjadi seorang anak di masa
lalu dimana mungkin Anda juga pernah melakukan apa yang dilakukan saat
ini oleh anak Anda. Berbuat salah adalah hal yang manusiawi, wajar dan
bisa saja terjadi kepada siapapun orangnya tanpa memandang usia. Jika
Anda merasa memiliki salah terhadap anak, meminta maaflah. Meminta maaf
bukanlah hal yang memalukan yang dapat mencederai harga diri yang
dimiliki oleh orang tua, namun meminta maaf yang tulus justru akan
membuat Anda menjadi orang tua yang sempurna dimata sang anak.
Demikianlah artikel sederhana mengenai beberapa tips dan cara menjadi
sosok orang tua yang baik, teladan dan bijaksana bagi anaknya. Silakan
diterapkan dan semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan manfaat,
khususnya bagi Anda dan keluarga.

Penulis: Tri Haryadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar