Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain :
- Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
- Rambut kepala mulai memutih atau beruban
- Gigi mulai lepas (ompong)
- Penglihatan dan pendengaran berkurang
- Mudah lelah dan mudah jatuh
- Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
- Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik
- Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi
- Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
- Sulit menerima ide-ide baru
- Mudah jatuh
- Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Ruben, 1996).
- Jatuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intrinsik: gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope-dizziness; faktor ekstrinsik: lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya.
- Mudah lelah, disebabkan oleh :
- Faktor psikologis: perasaan bosan, keletihan, depresi
- Gangguan organis: anemia, kurang vitamin, osteomalasia, dll
- Pengaruh obat: sedasi, hipnotik
KARAKTERISTIK PENYAKIT LANSIA DI INDONESIA
- Penyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis
- Penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia, PJK
- Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum
- Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis, Benigna Prostat Hiperplasia
- Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas
- Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB paru
- Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker
- Penyakit lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu:
- Osteo Artritis (OA)
- Osteoporosis
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Dimensia
- Penyakit jantung koroner
- Kanker
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
- Pengelompokan askep dasar pada lansia
- Aktif support personal hygiene
- Pasif total care
- Lansia potensial mengalami decubitus
- Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan kolagen
- Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit neurologik, penyakit pemb. Darah, dehidrasi
- Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, alat tenun yang kusut dan kotor, defisit personal hygiene
- Pengelompokan decubitus
- Derajat I: terbatas pada epidermis
Perawatan: bersihkan dgn air hangat dan sabun, lotion, masase 2-3 x/h, perubahan posisi - Derajat II: mencapai dermis – subkutan
Perawatan: perawatan luka aseptik & antiseptik, gosok dgn es dan dihembus udara hangat bergantian, pengobatan topikal, dibalut - Derajat III: meliputi jaringan lemak subkutan dan cekung, berbau
Perawatan: debridement, pertahankan sirkulasi & oksigenasi - Derajat IV: meluas sampai ke tulang
Perawatan: debridement, perawatan luka aseptik & antiseptik, transplantasi kulit setempat (bila memungkinkan)
- Derajat I: terbatas pada epidermis
- Pendekatan fisik terdiri dari aktif – pasif
- Pendekatan piskis menggunakan komunikasi edukatif
- Pendekatan sosial dengan cara diskusi, sharing perception
- Pendekatan spiritual dengan peace
- Kemandirian yaitu health promotion, preventive, maintenance
- Mempertahankan kesehatan
- Mempertahankan semangat hidup (life support)
- Menolong dan merawat klien lansia yang mengalami sakit
- Merangsang petugas kesehatan mengenal & menegakkan diagnosa yang tepat
1. Health promotion
2. Prevention disease
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan yang umum
PENGKAJIAN
- Tujuan
o Menentukan kemampuan klien memelihara diri sendiri
o Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
o Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
o Memberi waktu kepada klien untuk menjawab - Meliputi: fisik, psikologis, ekonomi, spiritual
- Fisik
o Gangguan nutrisi : defisit/over
o Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan
o Defisit knowledge
o Resti cedera fisik
o Gangguan pola tidur
o Perubahan pola eliminasi
o Gangguan mobilitas fisik - Psikologis: Isolasi sosial, Menarik diri, Depresi, Harga diri rendah, Coping tidak adekuat
- Spiritual: reaksi berkabung/berduka, penolakan terhadap proses penuaan, marah terhadap Tuhan, perasaan tidak tenang
- Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Penyebab
- Penurunan alat penghiduan dan pengecapan
- Organ pengunyah kurang sempurna
- Rasa penuh pada perut dan susah BAB
- Melemah otot-otot lambung dan usus
- Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin
- Kebutuhan nutrisi
- Kalori ? 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita
- Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
- Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan
- Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan
- Vitamin dan mineral sama dengan usia muda
- Air 6-8 gelas/h
- Rencana tindakan
- Berikan makanan porsi kecil tapi sering
- Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
- Berikan makanan yang mengandung serat
- Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
- Batasi minum kopi dan teh
- Peningkatan keamanan dan keselamatan
- Penyebab
- Fleksibilitas kaki yang berkurang
- Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun
- Pencahayaan yang berkurang
- Lantai licin dan tidak rata
- Tangga tidak ada pengaman
- Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak
- Tindakan mencegah kecelakaan
- Klien :
- Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)
- Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
- Biasakan gunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
- Bantu klien bila ke kamar mandi
- Usahakan ada yang menemani ketika berpergian
- Lingkungan :
- Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi
- Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya
- Tempat tidur tidak terlalu tinggi
- Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai
- Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan kamar Mandi
- Kunci semua peralatan yang menggunakan roda
- Hindarkan lampu redup dan menyilaukan
- Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet
- Klien :
- Memelihara kebersihan diri
- Penyebab
- Penurunan daya ingat
- Kurangnya motivasi
- Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
- Rencana tindakan
- Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene
- Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin lotion
- Memelihara keseimbangan istirahat/tidur
- Penyebab
- Personal hygiene kurang gatal-gatal
- Ggn psikologisinsomsia
- Faktor lingkungan kebisingan, ventilasi dan sirkulasi Kelemahan dan ketidakmampuan fisik
- Rencana tindakan
- Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman
- Mengatur lingkungan yang adekuat
- Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
- Minum hangat sebelum tidur
- Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi
- Penyebab
- daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga
- Rencana tindakan :
- Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata
- Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan
- Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien
- Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri
- Melibatkan klien dalam kegiatan sesuai kemampuan
- Menghargai pendapat klien
- Menumbuhkan dan membina rasa saling percaya
- Penerangan cukup
- Meningkatkan ransangan panca indera membaca, rekreasi
- Mempertahankan dan latih daya orientasi nyatakalender, jam
- Berikan perawatan sirkulasi
- Berikan perawatan pernafasan
- Berikan perawatan pada alat pencernaan
- Berikan perawatan genitourinaria
- Berikan perawatan kulit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar